IKADI: Kaderisasi Ulama Harus Ditingkatkan

by admin

IHRAM.CO.ID, JAKARTA – Para ulama merupakan pewaris para nabi yang harus dijaga keberadaannya sebagai sumber ilmu pengetahuan agama. Namun, di tengah pandemi Covid-19 ini, sangat banyak ulama atau kiai yang sudah wafat. Karena itu, ormas Islam perlu meningkatkan program kaderisasi untuk melahirkan ulama yang mumpuni dalam mendakwahkan ajaran Islam.

Sekretaris Jenderal Ikatan Dai Indonesia (Ikadi), ustaz Ahmad Kusyairi Suhail mengatakan, program kaderiasi ulama sangat penting dilakukan, termasuk di masa pandemi sekarang ini. “Apalagi dalam kondisi realitas bahwa sekarang banyak ulama yang dipanggil Allah. Sudah barang tentu program semacam ini harus semakin lebih diintensifkan dan ditingkatkan,” ujar Ustaz Kusyairi saat dihubungi Republika.co.id, Jum’at (30/7).

Menyadari kondisi itu, menurut dia, Ikadi juga tetap melaksanakan program kaderisasi ulama di masa pandemi ini. Menurut dia, Ikadi memanfaatkan teknologi dan informasi untuk tetap melakukan kaderisasi terhadap para calon ulama masa depan.

“Dengan adanya keterbatasan di tengah pandemi ini, alhamdulillah kita mamanfaatkan teknologi yang ada, sehingga beberapa program itu masih berlangsung,” ucapnya.

Dia mengatakan, sebelum adanya pandemi Covid-19, sebenarnya Ikadi sudah menyelenggarakan beberapa program kaderisasi ulama, seperti program I’dad Duat (kaderisasi da’i) dan program Pelatihan Mubaligh Ikadi (PMI).

“Tapi yang sudah kita lakukan beberapa angkatan itu namanya program PMI. Ini kita selenggarakan selama beberapa kali pertemuan,” ucapnya.

Dalam program PMI tersebut, menurut dia, para peserta dibekali wawasan ilmu pengetahuan sebagai seorang dai, mulai dari tentang cara berkhutbah yang baik, berdakwah yang baik, dan dibekasi dengan wawasan Islam rahmatan lil alamin.

“Karena sejak awal IKADI memang mengusung jargon menebar Islam rahmatan lil alamin, wawasan kebangsaan, wawasan keumatan,” katanya. 

Para peserta yang sudah mengikuti program tersebut kemudian akan diberikan sertifikat dan dilantik sebagai dai. “Itu berlangsung setiap angkatannya itu tiga bulan. Alhamdulillah sekarang sudah angkatan keenam dan setiap angkatan jumlahnya 50 sampai 60 orang. Itu secara berkala kita adakan,” jelasnya.

Ustaz Kusyairi menambahkan, dalam melakukan kaderisasi ulama, IKADI juga bekerjasama dengan masjid-masjid untuk memberikan pelatihan kepada para pengurusnya, sehingga mereka bisa menjadi pengganti ketika ada seorang khatib yang berhalangan.

“Lalu, kita sisir juga beberapa kader-kader ulama yang lain. Ini yang rutin ktia laksanakan di kantor Ikadi pusat. Program ini juga dilaksanakan para pengurusa Ikadi di seluruh Indonesia,” ujarnya.

Selama pandemi covid-19, tambah dia, berbagai program kaderisasi ulama tersebut biasanya dilaksanakan secara hybrid, yaitu dilakukan secara tatap muka dan juga secara daring. “Seperti kemarin ketika diberlakukan PSBB dan PKKM mau tidak mau kita laksanakan secara online,” kata Ustaz Kusyairi.

Sumber: ihram.co.id

You may also like