Waspada Virus Hasad, Perusak Kebaikan yang Mematikan
Oleh: Dr. Ahmad Kusyairi Suhail, MA
(Ketua Umum Ikatan Dai Indonesia / IKADI)
Di tengah berbagai wabah dan pandemi yang melanda dunia, kita perlu menyadari adanya virus spiritual yang jauh lebih berbahaya dan mematikan, baik bagi kehidupan dunia maupun akhirat. Virus itu adalah al-hasad – iri dan dengki. Jika wabah fisik seperti Covid-19 bisa membawa pahala bagi yang sabar, maka hasad hanya akan membawa keburukan dan kehancuran tanpa meninggalkan sedikitpun kebaikan.
Rasulullah ﷺ telah mengingatkan kita tentang bahaya mematikan dari penyakit hasad ini dalam sabdanya:
إِيَّاكُمْ وَالْحَسَدَ، فَإِنَّ الْحَسَدَ يَأْكُلُ الْحَسَنَاتِ كَمَا تَأْكُلُ النَّارُ الْحَطَبَ
“Hati-hatilah kalian dari hasad (dengki), karena sesungguhnya hasad itu memakan kebaikan-kebaikan sebagaimana api memakan kayu bakar.” (HR. Abu Dawud No. 4903, dinilai hasan oleh Al-Albani)
Analisis Bahaya Virus Hasad yang Mematikan
Hadis ini memberikan gambaran yang sangat jelas dan mengerikan tentang bagaimana hasad bekerja seperti api yang melalap semua kebaikan. Bayangkan seorang yang telah bertahun-tahun menumpuk kebaikan melalui shalat, puasa, sedekah, birrul walidain, haji, dan berbagai ibadah lainnya – semua itu bisa habis digerogoti virus hasad dalam sekejap. Ibarat api yang membakar tumpukan kayu kering hingga menjadi abu, tidak tersisa sedikitpun kebaikan yang telah dikumpulkan dengan susah payah.
Allah Subhanahu wa Ta’ala dalam Al-Qur’an surat Al-Falaq secara khusus memerintahkan Nabi-Nya untuk memohon perlindungan dari keburukan orang yang hasad:
قُلْ أَعُوذُ بِرَبِّ الْفَلَقِ ﴿١﴾ مِن شَرِّ مَا خَلَقَ ﴿٢﴾ وَمِن شَرِّ غَاسِقٍ إِذَا وَقَبَ ﴿٣﴾ وَمِن شَرِّ النَّفَّاثَاتِ فِي الْعُقَدِ ﴿٤﴾ وَمِن شَرِّ حَاسِدٍ إِذَا حَسَدَ ﴿٥﴾
“Katakanlah: ‘Aku berlindung kepada Tuhan Yang Menguasai subuh, dari kejahatan makhluk yang Dia ciptakan, dan dari kejahatan malam apabila telah gelap gulita, dan dari kejahatan wanita-wanita tukang sihir yang menghembus pada buhul-buhul, dan dari kejahatan orang yang dengki apabila ia dengki.‘” (QS. Al-Falaq: 1-5)
Penegasan “idza hasad” (apabila ia dengki) mengindikasikan kompleksitas masalah hasad ini. Hasad bisa bersifat pasif berupa perasaan tersembunyi dalam hati, namun juga bisa aktif termanifestasi dalam tindakan nyata yang membahayakan. Di era digital dan media sosial sekarang, hasad seringkali muncul dalam bentuk yang lebih sophisticated: serangan karakter, fitnah terselubung, kampanye hitam, dan berbagai upaya sistematis untuk menjatuhkan orang lain yang dianggap memiliki kelebihan.
Akar Permasalahan dan Penyebab Timbulnya Hasad
- Cinta Dunia yang Berlebihan dan Kompetisi Tidak Sehat
Rasulullah ﷺ telah mengkhawatirkan hal ini sejak 14 abad yang lalu. Dalam sebuah hadis shahih disebutkan:
إنَّ اللهَ يُؤْتِي هَذَا الدُّنْيَا مَنْ يُحِبُّ وَمَنْ لَا يُحِبُّ، وَلَا يُؤْتِي الْإِيمَانَ إِلَّا مَنْ أَحَبَّ
“Sesungguhnya Allah memberikan dunia ini kepada orang yang Dia cintai dan yang tidak Dia cintai, namun Dia tidak memberikan iman kecuali kepada orang yang Dia cintai.” (HR. Ahmad No. 22169)
- Lupa kepada Sumber Pemberi Nikmat
Orang yang terjangkit hasad hanya terpaku melihat nikmat pada orang lain, tetapi lupa bahwa Allahlah Sang Pemberi nikmat yang sebenarnya. Kisah Qarun dalam Al-Qur’an menjadi pelajaran berharga:
إِنَّ قَارُونَ كَانَ مِن قَوْمِ مُوسَىٰ فَبَغَىٰ عَلَيْهِمْ ۖ وَآتَيْنَاهُ مِنَ الْكُنُوزِ مَا إِنَّ مَفَاتِحَهُ لَتَنُوءُ بِالْعُصْبَةِ أُولِي الْقُوَّةِ
“Sesungguhnya Karun adalah termasuk kaum Musa, tetapi ia berlaku aniaya terhadap mereka. Dan Kami telah menganugerahkan kepadanya perbendaharaan harta yang kunci-kuncinya sungguh berat dipikul oleh sejumlah orang yang kuat-kuat.” (QS. Al-Qasas: 76)
- Sifat Takabur yang Membinasakan
Rasulullah ﷺ memperingatkan:
لَا يَدْخُلُ الْجَنَّةَ مَنْ كَانَ فِي قَلْبِهِ مِثْقَالُ ذَرَّةٍ مِنْ كِبْرٍ
“Tidak akan masuk surga orang yang di dalam hatinya ada kesombongan seberat biji sawi.” (HR. Muslim No. 131)
- Ketidakadilan dalam Perlakuan Sosial
Kisah saudara-saudara Nabi Yusuf yang hasad kepadanya karena perlakuan khusus dari ayah mereka mengajarkan pentingnya keadilan dalam keluarga:
إِذْ قَالُوا لَيُوسُفُ وَأَخُوهُ أَحَبُّ إِلَىٰ أَبِينَا مِنَّا وَنَحْنُ عُصْبَةٌ إِنَّ أَبَانَا لَفِي ضَلَالٍ مُّبِينٍ
“Ingatlah ketika mereka berkata: ‘Sesungguhnya Yusuf dan saudara kandungnya lebih dicintai ayah kita daripada kita, padahal kita adalah satu golongan yang kuat. Sesungguhnya ayah kita dalam kekeliruan yang nyata.’” (QS. Yusuf: 8)
Protokol Spiritual Pencegahan dan Pengobatan Hasad
- Memohon Perlindungan kepada Allah Secara Rutin dan Konsisten
Membaca mu’awwidzat (Al-Ikhlas, Al-Falaq, An-Nas) sebagai benteng spiritual harian yang diperintahkan langsung dalam Al-Qur’an. - Memperkuat Ketakwaan dan Kesabaran dalam Setiap Kondisi
Allah berfirman:
وَاصْبِرْ نَفْسَكَ مَعَ الَّذِينَ يَدْعُونَ رَبَّهُم بِالْغَدَاةِ وَالْعَشِيِّ يُرِيدُونَ وَجْهَهُ وَلَا تَعْدُ عَيْنَاكَ عَنْهُمْ تُرِيدُ زِينَةَ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا
“Dan bersabarlah kamu bersama-sama dengan orang-orang yang menyeru Tuhannya di pagi dan senja hari dengan mengharap keridaan-Nya; dan janganlah kedua matamu berpaling dari mereka karena mengharapkan perhiasan kehidupan dunia.” (QS. Al-Kahfi: 28)
- Bertaubat dengan Sungguh-sungguh dan Terus Menerus
Rasulullah ﷺ memberikan teladan:
يَا أَيُّهَا النَّاسُ تُوبُوا إِلَى اللَّهِ فَإِنِّي أَتُوبُ فِي الْيَوْمِ إِلَيْهِ مِائَةَ مَرَّةٍ
“Wahai manusia, bertaubatlah kepada Allah, karena sesungguhnya aku bertaubat kepada-Nya dalam sehari seratus kali.” (HR. Muslim No. 2702)
- Terapi Ruqyah Syar’iyyah yang Tepat dan Sesuai Tuntunan
Meminta bantuan terapis ruqyah yang kompeten dan berpengetahuan agama yang mendalam jika hasad sudah sangat mengakar dan sulit diobati. - Bertawakkal kepada Allah dengan Sepenuh Hati dan Penuh Keyakinan
Setelah berikhtiar maksimal, pasrahkan sepenuhnya kepada Allah dengan keyakinan bahwa hanya Dia yang mampu menyembuhkan.
Penutup dan Refleksi
Marilah kita jauhi virus hasad yang membahayakan ini dengan senantiasa mengembangkan sikap syukur, qana’ah, dan kesadaran mendalam bahwa segala nikmat datang dari Allah semata. Rasulullah ﷺ mengajarkan doa perlindungan yang komprehensif:
اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ مُنْكَرَاتِ الْأَخْلَاقِ وَالْأَعْمَالِ وَالْأَهْوَاءِ
“Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari akhlak, perbuatan, dan hawa nafsu yang mungkar.” (HR. At-Tirmidzi No. 3591)
Sebagai penutup, mari kita amalkan doa yang diajarkan Allah dalam Al-Qur’an:
رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلِإِخْوَانِنَا الَّذِينَ سَبَقُونَا بِالْإِيمَانِ وَلَا تَجْعَلْ فِي قُلُوبِنَا غِلًّا لِلَّذِينَ آمَنُوا رَبَّنَا إِنَّكَ رَءُوفٌ رَحِيمٌ
“Ya Tuhan kami, ampunilah kami dan saudara-saudara kami yang telah beriman lebih dahulu daripada kami, dan janganlah Engkau tanamkan kedengkian dalam hati kami terhadap orang-orang yang beriman. Ya Tuhan kami, Sungguh, Engkau Maha Penyantun, Maha Penyayang.” (QS. Al-Hasyr: 10)
Amin, ya Rabbal ‘alamin.
