DSI Aceh Latih 80 Da’i dan Khatib: Persiapan Menghadapi Tantangan Narkoba dan Pendangkalan Akidah

by admin

Habanusantara.net, Pemerintah Aceh melalui Dinas Syariat Islam (DSI) bekerja sama dengan Ikatan Da’i Indonesia (IKADI) Aceh Besar mengadakan pelatihan bagi 80 da’i, imam, dan khatib se-Aceh Besar. Pelatihan ini bertujuan untuk memperkuat peran para da’i dalam menghadapi tantangan zaman, seperti peredaran narkoba, pendangkalan akidah, dan pengaruh negatif budaya luar.

Kepala Dinas Syariat Islam Aceh, Zahrol Fajri, menegaskan bahwa pelatihan ini merupakan bagian dari upaya besar Pemerintah Aceh dalam menegakkan dan mengembangkan Syariat Islam di Aceh. “Peran da’i, imam, dan khatib sangat penting dalam menjaga ketahanan akidah masyarakat. Mereka adalah ujung tombak dakwah yang harus siap menghadapi berbagai tantangan sosial,” ujar Zahrol, Rabu (14/8/2024). Menurut Zahrol, para da’i tidak hanya diharapkan memberikan tausiah rutin, tetapi juga harus mampu menangani persoalan serius yang dihadapi masyarakat, seperti peredaran narkoba yang semakin meluas, terutama di kalangan generasi muda. Selain itu, tantangan seperti judi online dan pendangkalan akidah juga menjadi fokus utama yang harus dihadapi.

“Semangat dakwah harus terus berkobar. Selama jantung kita masih berdetak, syiar Islam tidak boleh terputus, terutama dalam menghadapi pengaruh-pengaruh buruk yang dapat merusak moral dan keimanan generasi muda kita,” tegas Zahrol. Komitmen Syariat Islam secara Kaffah Dalam pelatihan tersebut, Zahrol juga menekankan pentingnya komitmen bersama untuk melaksanakan Syariat Islam secara kaffah di seluruh elemen masyarakat Aceh. Menurutnya, dakwah tidak hanya sebatas memberikan ceramah di masjid atau meunasah, tetapi juga harus mampu memberikan solusi nyata atas berbagai problematika sosial yang dihadapi masyarakat. “Selain menyampaikan akidah, syariah, dan akhlak, para da’i juga harus aktif dalam menggalakkan shalat berjamaah, kajian rutin, serta memberikan bimbingan kepada masyarakat dalam menjalankan syariat secara sempurna,” lanjutnya.

Zahrol berharap pelatihan ini dapat menghasilkan para da’i dan khatib yang mampu berperan lebih strategis dalam menangani masalah sosial, terutama yang berkaitan dengan narkoba dan pendangkalan akidah. Dengan bekal yang kuat, para da’i diharapkan bisa memberikan kontribusi besar dalam menjaga moral dan akidah masyarakat Aceh.

Ketua panitia pelatihan, Riski Saputra, mengungkapkan bahwa kegiatan ini tidak hanya memberikan materi dasar mengenai dakwah, tetapi juga menantang para peserta secara intelektual. Para narasumber yang dihadirkan berasal dari Dinas Syariat Islam Aceh, anggota DPRA, Ikadi Aceh Besar, dan unsur Dayah. “Kami menekankan urgensi tahsin dan tajwid bagi para da’i, imam, dan khatib agar pesan dakwah yang mereka sampaikan tidak hanya tepat secara syariat, tetapi juga indah dan bermakna,” ujar Riski. Menurutnya, kemampuan dalam melafalkan ayat-ayat Al-Qur’an dengan benar adalah salah satu keterampilan penting yang harus dimiliki oleh setiap da’i dan khatib.

Selain itu, peserta pelatihan juga dibekali dengan materi tentang gerakan masyarakat melawan kemungkaran. Topik ini diangkat sebagai upaya untuk membangkitkan semangat partisipatif dalam membersihkan masyarakat dari perilaku-perilaku negatif yang bertentangan dengan ajaran Islam. Dengan pelatihan ini, Dinas Syariat Islam berharap para da’i, imam, dan khatib dapat menjadi garda terdepan dalam menjaga moralitas masyarakat Aceh, terutama dalam menghadapi tantangan narkoba dan pendangkalan akidah.

Kolaborasi antara dakwah yang kuat dan penegakan hukum yang tegas diyakini akan menjadi solusi jangka panjang untuk menciptakan masyarakat yang lebih taat beragama dan bebas dari pengaruh negatif.

Sumber: https://habanusantara.net/2024/08/dsi-aceh-latih-80-dai-dan-khatib-persiapan-menghadapi-tantangan-narkoba-dan-pendangkalan-akidah.html

You may also like