AGAR HIDUP LEBIH TENTRAM DAN BAHAGIA
Oleh. Achmad Muwafi, Lc
ALLAH SWT memberikan karunia kepada setiap hamba-Nya dengan kurnia yang tak terhingga jumlahnya, mulai ketika ia masih berada dalam kandungan sampai meninggal dunia. Di dalam Surat An-Nahl ayat 18, Allah swt berfirman,
وَإِنْ تَعُدُّوا نِعْمَةَ اللَّهِ لَا تُحْصُوهَا ۗ إِنَّ اللَّهَ لَغَفُورٌ رَحِيمٌ
Artinya,“Dan jika kamu menghitung nikmat Allah, niscaya kamu tidak akan mampu menghitungnya. Sungguh Allah benar-benar Maha Pengampun, Maha Penyayang.
Dalam menjalani kehidupan di dunia ini, maka setiap manusia harus pandai mensyukuri atas segala karunia dari Allah swt, karena dengan bersyukur, maka rezeki dan nikmat itu akan lebih berarti dan membuat kehidupan menjadi lebih tentram dan bahagia.
Allah swt telah berjanji akan memberikan karunia-Nya yang lebih banyak kepada orang-orang yang pandai bersyukur kepada-Nya. Mereka ikhlas dan merasa puas dengan karunia tersebut. Allah swt berfirman,
وَإِذْ تَأَذَّنَ رَبُّكُمْ لَئِنْ شَكَرْتُمْ لَأَزِيدَنَّكُمْ ۖ وَلَئِنْ كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِي لَشَدِيدٌ
Artinya, “Dan (ingatlah juga) tatkala Tuhanmu memaklumkan, “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih.” (QS. Ibrahim 7).
Syaikh Ibnu Athaillah As-Sakandary menuturkan, “Bahwa barang siapa yang tidak mensyukuri nikmat Allah swt, maka ia telah menginginkan hilangnya nikmat tersebut. Dan barang siapa mensyukurinya berarti ia telah mengikat nikmat tersebut dengan talinya.”
Kata syukur diambil dari bahasa Arab yaitu syakara, yakuru, sukron yang berarti berterimaksih, mensyukri dan memuji. Sedangkan menurut istilah syara’ bahwa syukur adalah berterima kasih kepada Allah swt atas nikmat yang diberikan kepadanya yang dapat dibuktikan dengan lisan, hati maupun perbuatan.
Bersyukur kepada Allah swt atas nikmat yang telah diberikan kepada-Nya merupakan kewajiban setiap manusia tanpa memandang nikmat itu banyak ataupun sedikit. Kewajiban ini terdapat di dalam Al-Quran, Allah swt berfirman,
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُلُوا مِنْ طَيِّبَاتِ مَا رَزَقْنَاكُمْ وَاشْكُرُوا لِلَّهِ إِنْ كُنْتُمْ إِيَّاهُ تَعْبُدُوْنَ
Artinya, “Hai orang-orang yang beriman, makanlah di antara rezeki yang baik-baik yang Kami berikan kepadamu dan bersyukurlah kepada Allah, jika benar-benar hanya kepada-Nya kamu menyembah.” (QS. Al-Baqarah: 172)
Allah swt berfirman,
وَمَا كَانَ لِنَفْسٍ أَنْ تَمُوتَ إِلَّا بِإِذْنِ اللَّهِ كِتَابًا مُؤَجَّلًا ۗ وَمَنْ يُرِدْ ثَوَابَ الدُّنْيَا نُؤْتِهِ مِنْهَا وَمَنْ يُرِدْ ثَوَابَ الْآخِرَةِ نُؤْتِهِ مِنْهَا ۚ وَسَنَجْزِي الشَّاكِرِيْنَ
Artinya, “Sesuatu yang bernyawa tidak akan mati melainkan dengan izin Allah, sebagai ketetapan yang telah ditentukan waktunya. Barang siapa menghendaki pahala dunia, niscaya Kami berikan kepadanya pahala dunia itu, dan barang siapa menghendaki pahala akhirat, Kami berikan (pula) kepadanya pahala akhirat itu. Dan kami akan memberi balasan kepada orang-orang yang bersyukur.’ (QS. Ali Imran: 145)
Imam At-Thabari memberikan penafsiran tentang ayat ini, dengan menukil sebuah riwayat dari Ibnu Ishaq, “Dengan bersyukur, Allah sawt akan memberikan kebaikan yang Allah swt janjikan di akhirat dan juga melimpahkan rezeki baginya di dunia.”
Nabi Muhammad saw bersabda, “Dua hal apabila dimiliki oleh sesorang dia dicatat oleh Allah sebagai orang yang bersyukur dan sabar. Dalam urusan agama dia melihat kepada yang lebih tinggi lalu meniru dan mencontohnya. Dalam urusan dunia dia melihat kepada yang lebih rendah, lalu bersyukur kepada Allah swt bahwa dia masih diberi kelebihan.” (HR. Tirmidzi)
Ya Allah, berilah aku ilham untuk senantiasa dapat mensyukuri atas segala nikmat yang telah Engkau berikan kepadaku Dan masukkanlah aku ke dalam golongannya orang-orang yang pandai bersyukur. Amin.