“Kedua belah pihak sebenarnya masih bisa didamaikan. Asal titik tolaknya harus berangkat dari rasa keimanan. Tidak bisa hanya salah satu saja yang berkomitmen. Kepentingan duniawi harus dikesampingkan,” kata Achmad Satori Ismail, Ketua Umum Ikatan Da’i Indoensia (IKADI), Kamis (12/10).
Satori memandang perlu dihindari segala perpecahan dalam tubuh umat Islam, khususnya di Palestina, yang sedang mendapatkan cobaan, akibat embargo bantuan keuangan dari Amerika dan Eropa.
Dia prihatin dengan bentrokan antara pendukung Hamas dan Fatah, yang belakangan makin memanas hingga menelan korban jiwa dari keduanya. “Ini bisa menghancurkan umat Islam,“ tuturnya.
Dia mengingatkan, Rosululloh SAW. pernah memohon kepada Allah tiga keinginan. Dari ketiga hal tersebut hanya satu yang tidak dikabulkan. Dua yang dikabulkan yaitu dijauhkan dari bencana kekeringan dan ditenggelamkan seperti zaman nabi Nuh AS. Sementara yang tidak dikabulkan dijauhkan pertentangan antar umat Islam.
Perselisihan antara Hamas dan Fatah merupakan masalah serius. Biasanya masalahhubbud dunyamenjadi sebab perselisihan itu. Apalagi bila dikaitkan dengan kunjungan Menlu AS, bisa saja ada tawaran tertentu yang menyebabkan muncul sikap permusuhan dari salah satu kelompok.
Mestinya yang dilakukan Fatah adalah memeriksa kebenaran informasi yang diterimanya. Benarkah korban dari pihak Fatah akibat serangan para pendukung Hamas. Atau sebaliknya.
Menurut Satori, Hamas sebagai pemerintahan yang terbentuk secara sah dan demokratis tentu akan bersikap mempertahankan garis kebijakan pemerintahannya menentang penjajah Israel. Ini dilematis bagi Hamas. Di satu sisi Hamas harus konsisten terhadap sikapnya menolak Israel. Karena memang Hamas dipilih mayoritas rakyat Palestina karena ketegasan sikap itu.
Sementara di sisi lain akibat embargo Amerika dan Eropa menyebabkan keuangan pemerintah Hamas mengalami krisis. Kelemahan inilah yang dimanfaatkan untuk menekan Hamas agar mengakomodir keinginan Israel.
Dia menambahkan, peran Indonesia sangat penting dalam mendamikan keduanya. Presiden dan Menlu bisa mengambil peran secara aktif memediasi Hamas-Fatah. Persamaan dalam hal-hal tertentu harus dikedepankan dari keduanya. “Ini sesuai dengan politik luar negeri Indoensia bebas aktif,” terang Satori.(mca)
Artikel Terkait

Innaa lillaahi wa innaa ilaihi rooji'uun.. Segenap Pengurus dan Keluarga Besar Ikatan ...

JEDDAH - Perusahaan Air Nasional (NWC) Arab Saudi mengungkapkan total volume a ...

MAKKAH - Hampir 1.100 foto disebarkan oleh Arab Saudi ke diplomat asing. Foto terseb ...

MAKKAH - Hujan deras dengan butir-butir kecil es disertai angin kencang dan suara ge ...

MAKKAH - Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin mengatakan ada 20 jamaah calon haji In ...

Dua pemain Muslim di klub raksasa sepak bola Jerman Bayern Munich menolak untuk meme ...